Bisikan Itu Meyadarkanku
Bisikan Itu Meyadarkanku
Tantangan 365 Gurusiana Hari ke-116
Setiap hari ada saja ibu-ibu yang meminta untuk di bawa sholat ke Masjidil Haram. Ibu-ibu yang minta ikut ini umumnya mereka pergi sendiri dan usia sudah lanjut
Hari ini yang minta ikut namanya Bu Ati. Bu Ati umurnya sekitar 73 tahun. Bu Ati ingin sekali tawaf di depan kakbah. Waktu umrah saya belum puas memandangi kakbah katanya.
Kami berangkat ke Masjidil Haram selesai sholat asyar. Setelah melaksanakan sholat magrib dan Isya saya membawa bu Ati untuk tawaf di depan kakbah. Pesan saya kepada bu Ati, ibu pegang pinggang saya, jangan pernah di lepas, apapun yang terjadi nanti waktu tawaf, ibu harus selalu berzikir. Jangan pernah bicara kalau tidak perlu.
Dengan mengucap basmalah kami menuju ke lampu hijau. Lampu hijau sejajar dengan Hajar Aswad. Dari sinilah kita memulai tawaf. Pada putaran pertama sampai kelima semua Alhamdulillah berjalan lancar.
Pada putaran keenam saya merasa terjepit dalam ribuan orang. Pandangan saya tiba-tiba gelap. Saya tidak bisa melihat apapun. Saya merasa berada pada suatu tempat gelap dan sempit. Bernafaspun terasa sangat sulit. Saya berfikir mungkin ini adalah hari terakhir saya hidup. Kematian terasa telah menghampiri saya.
Tiba-tiba saya mendengar bisikan ditelinga saya, bertakwalah kepada Allah. Bisikan itu berulang-ulang dan keras terdengar. Saya tersadar dan berucap, “Laa Ilaaha Illa Anta Subhaanaka Inni Kuntu Minazh Zhaalimiin.” Artinya: Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat zalim.
Setelah mengucapkan doa tersebut saya kembali dapat melihat. Pandangan yang tadinya gelap kembali terang. Jalan melaksanakan tawaf kembali terhampar di depan. Kami kembali melanjutkan tawaf sampai tujuh putaran.
Selesai tawaf kami istirahat sebentar sambil meminun air zamzam. Dan melanjutkan sholat sunat dua rakaat. Setelah sholat bu Ati baru bicara kepada saya. Kata bu Ati, tadi dia juga merasa terjepit dan merasa takut. Tapi bu Ati menahan diri untuk tidak bicara . Dia ingat pesan saya jangan bicara apapun waktu tawaf. Kami akhirnya kembali ke pondokan dengan membawa pengalaman ini.
Hatiku begitu rindu pada-Mu
Kerinduan yang begitu membuncah dalam dada
Cita-citaku begitu tinggi membumbung ke angkasa biru
Semangat membara membakar jiwa
Menuju negeri impian para perindu Tuhan
Di mana ka’bah berdiri kokoh
Tempat tawaf hamba-hamba Allah
Melaksanakan rukun islam yang kelima
Sesuai perintah Allah
Dengan takwa sebagai bekal terbaik
Dengan hati tulus ikhlas
Dengan penuh ketaatan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bu. Sukses selalu untuk ibu.
Terimakasih buk sudah berkunjung semoga sukses selalu dan barakallahu fiik
Mantap Bu tulisannya tentang ke Baitullah
Terimakasih buk Eni semoga dipanggil juga ke baitullah
Masya Allah, bersyukurlah ibu yang sudah pernah ke, baitullah. Saya baru berencana bu dan menunggu giliran...
Semoga Allah mengabulkan doa ibuk, dan barakallahu fiik
Mantap bu, pengalaman dan tulisan yang menarik. Sukses selalu. Salam literasi
Terimakasih buk sudah berkunjung, semoga sukses selalu dan barakallahu fiik
Pengalaman Luarrrr biasaaaahhh. Sukses selalu bunda
Terimakasih buk,semoga sukses selalu dan barakallahu fiik
Pengalaman yg menakjubkan Bu. Salam literasi
Salam literasi, semoga sehat selalu dan barakallahu fiik
Pengalaman yang zuper duper. Salam Literasi ibu.
Salam literasi juga buk, semoga sehat selalu dan barakallahu fiik
Keren menewen
Terimakasih lili